KRL
JABODETABEK
DARI MASA KE MASA
DARI MASA KE MASA
Prolog:
Barangkali masih
lekat dalam ingatan kita saat penumpang kereta rel listrik (KRL) berebut naik
ke atap kereta. Itu pemandangan mengerikan yang terjadi bertahun-tahun lamanya.
Tak hanya itu, ingatkah Anda ketika penumpang dengan bebasnya bisa membeli
gorengan atau sekadar membeli penjepit rambut dari dalam gerbong kereta? Ada
pula pengamen yang memainkan gitar dan bernyanyi dari gerbong satu ke gerbong
lainnya ketika itu.
Kini, suasana semacam itu tak lagi
terasa. PT Kereta Api Indonesia yang menginjak usia 72 tahun pada 28 September
2017 telah membenahi pelayanan KRL secara bertahap.
PT KAI menghadirkan layanan KRL
commuter line yang semua gerbongnya dilengkapi pendingin ruangan dan kursi yang
empuk. Sistem pembelian tiket juga tak lagi menggunakan kertas. Tak dapat
dipungkiri, KRL merupakan transportasi massal yang menjadi andalan warga di
Jabodetabek. Seperti apa tahap demi tahap perubahan yang terjadi dalam layanan
KRL Jabodetabek? Mari ikut perubahan wajah KRL dari masa ke masa.
Analisis
:
Persoalan
kemacetan di berbagai kota besar, terutama kota-kota yang menjadi pusat
industri dan bisnis terjadi hampir di seluruh dunia. Untuk mengatasi persoalan
tersebut, pemerintah setempat dituntut menyediakan moda transportasi massal
yang nyaman, aman dan terjangkau. Salah satu moda transportasi yang digunakan
di kota-kota besar di dunia untuk mengatasi kemacetan adalah kereta api.
Kereta api
ekonomi yang menjadi primadona karena harga tiketnya yang murah, sehingga
banyak masyarakat menggunakan kereta api kelas ini. Banyaknya penumpang tidak
seimbang dengan jumlah armada rangkaian kereta api yang ada. Banyaknya
penumpang yang tidak terangkut menyebabkan sebagian dari mereka nekat untuk
naik di atap gerbong. Tentunya ini sangat berbahaya, bagi para penumpang
terkadang mengganggu perjalanan kereta api itu sendiri.
Cara yang
dilakukan yaitu dengan menuangkan oli di
atap kereta, memasang kawat berduri di atas peron, menyemperotkan cat warna,
memasang palang pintu koboi, memasang bola besi penghalang, memanggil pemuka
agama dan memutarkan rekaman dakwah, serta menghadirkan penegak hukum untuk
mendenda yang masih nakal. Cara tersebut mulai berhasil ketika masinis dilarang
memberangkatkan jika masih ada penumpang di atap. Penumpang di dalam kereta
sendiri yang akhirnya menurunkan penumpang di atas agar kereta bisa jalan.
Beragam
perubahanpun mulai dilakukan PT KAI guna untuk memberikan pelayanan yang aman
dan nyaman untuk penumpangnya dimana pada 23 Maret 2009 Pembenahan layanan KRL
Jabodetabek diawali dengan pembelian 8 unit kereta AC pertama seri 8500 yang
kemudian dibentuk menjadi satu rangkaian KRL. Saat itu, rangkaian KRL pertama
ini dikenal dengan nama Jalita, akronim dari Jalan-jalan Lintas Jakarta. Lalu pada
19 Mei 2009 PT KAI membentuk anak perusahaan yang khusus mengoperasikan KRL AC.
Anak perusahaan ini diberi nama PT KAI Commuter Jabodetabek atau KCJ. Tahun
2017, KCJ berganti nama menjadi PT KAI Commuter Indonesia (PT KCI).
Di tahun 2011 Pola
single operation mulai diterapkan. Pada pola ini, semua KRL AC, termasuk KRL
ekspress mulai dilebur menjadi satu layanan yang diberi nama KRL commuter line.
Pada tanggal 25 Juli 2013 Layanan KRL ekonomi di semua relasi dihapuskan
sehingga seluruh perjalanan KRL di wilayah Jabodetabek dilayani oleh KRL
commuter line. Seiring “hilangnya” KRL ekonomi, penumpang pun tak ada lagi yang
naik ke atap kereta.
Perubahan
layanan tiketpun mulai di berlakukan yang mana pada tanggal 1 Juli 2013 PT KCJ
menerapkan sistem tiket elektronik. Tiket elektronik ini menggantikan tiket
kertas yang sebelumnya digunakan. Ada dua jenis tiket elektronik, yakni kartu
single-trip untuk satu kali perjalanan dan kartu multi-trip (KMT) yang dapat
digunakan untuk beberapa perjalanan selama saldo mencukupi. PT KCJ juga
memberlakukan uang jaminan Rp 5.000 pada kartu single-trip. Hal ini dilakukan
menyusul banyaknya kartu single-trip yang tidak dikembalikan sehingga membuat
PT KCJ merugi. Penerapan uang jaminan juga membuat istilah kartu single-trip
diubah menjadi tiket harian berjaminan atau THB. PT KCJ saat ini menyediakan
vending machine untuk mengurangi transaksi di loket. Dengan adanya mesin ini,
penumpang bisa membeli tiket secara mandiri. Mesin ini dapat melayani semua
transaksi, mulai dari pengisian saldo KMT, pembelian, dan pengembalian THB.
Jenis tiket yang biasa digunakan pelanggan sat ini tidak hanya kartu, tiket
juga berbentuk gelang, stiker, dan gantungan kunci.
Tak puas dengan
perubahan itu, PT KCJ saat ini mengintegrasi KRL dengan layanan bus
transjakarta diawali di Stasiun Tebet, Manggarai, dan Palmerah. Dengan begitu,
penumpang bisa naik transjakarta untuk menuju stasiun tersebut. Peningkatan
kemananpun masih terus di lakukan dengan menempatkan berbagai petugas di setiap
gerbong yang dapat membantu atau melayan penumpag, serta disediakannya gerbong
pemisah khusus wanita untuk meminimalisir tingkat kriminalitas atau pelecehan
seksual terhadap wanita.
TANTANGAN KRL DI MASA MENDATANG :
Kereta api
sebagai transportasi massal bisa mengangkut hingga ratusan penumpang. Bayangkan
jika para pengguna kendaraan beralih menggunakan kereta api. Ini akan
mengurangi jumlah kendaraan yang ada tentunya ini akan mengurangi kemacetan.
Tidak hanya itu, masalah pencemaran udara akan berkurang. Bandingkan asap knalpot
dari 200 motor, dengan asap dari satu rangkaian kereta api. Ini akan
memperbaiki kualitas udara terutama di kota-kota besar.
Hal diatas dapat dilaksanakan
apabila PT. KA serius mengelola moda transportasi massal yang memiliki banyak
peluang ini. Perbaikan sarana dan pelayanan, berbagai inovasi dilakukan untuk
menarik masayarakat untuk menggunakan moda transportasi kereta api.
Terdengar kabar
bahwa Rencananya, pemerintah akan mengembangkan sistem transit oriented
development (TOD). KRL akan terintegrasi dengan moda transportasi lainnya
yang berbasis kereta, yakni MRT, LRT, dan kereta bandara. Selain itu, KRL
terintegrasi dengan transjakarta. System ini di harapkan mampu menjadi solusi
dalam mengatasi persoalan yang ada namun pengelolaan dan pengawasan dari pihak
pemerintah atau pihak PT KAI sangat di butuhkan.